Minggu, 31 Juli 2016

Jika aku memang bagian dari mimpimu, suatu hari nanti kau pasti kembali.



Apa kabar dirimu? Beratkah hari-harimu belakangan ini? Cukup menyenangkan kah pekerjaan yang sedang kau jalani? Jika bisa, rasanya ingin aku duduk di sampingmu, menawarkan minuman hangat yang tak kalah menenangkan, khusus untukmu. Ingin kupandang wajahmu lekat-lekat. Ya, aku ingin menemanimu dalam menjalani hari-hari yang mungkin masih sangat berat bagimu.

Seandainya sekarang kita sudah bisa bersama, mungkin aku bisa sedikit menjadi penawar rasa lelahmu. Dan menjadi pemantik di tengah keringnya harapmu. Benar, Aku ingin menjadi alasan kau untuk selalu semangat, untuk selalu kuat, dan untuk bertahan dengan semua alasan yang bisa saja membuatmu menyerah.

Kau ingin bertanya alasanku memilihmu? Hanya ada satu alasan. Karena surga akan menjadi lebih dekat jika kita bersama. Semoga.

Sayang, aku mengerti bahwa saat ini kau tengah berjuang untuk masa depan kita. Kau tengah berjuang untuk membuktikan kedewasaan berpikir, dan tingginya rasa tanggung jawabmu. Hingga tak ada lagi ragu, ketika waktu kelak benar-benar menyatukan kita. Memang banyak orang yang telah berkomentar, bahwa perjuangan itu akan lebih nikmat jika dibangun bersama. Mereka tak salah, karena aku pun meyakini hal yang sama. Seandainya kau tahu, aku tak ingin kau datang ketika kau telah mapan. Tak masalah bagiku jika harus memulai dari bawah bersamamu, kita berjuang bersama.

Tapi mungkin, bukan itu yang menjadi alasan utamanya. Ya, kita sama-sama belum selesai dengan diri sendiri. Seperti yang kau bilang, masih ada mimpi yang ingin kau capai. Aku yakin kau juga tahu, bahwa aku juga memiliki mimpi yang masih harus diperjuangkan. Bukan, bukan berarti setelah kita bersama mimpi itu tak dapat diperjuangkan. Justru, kita sama-sama mengerti bahwa kelak ketika kita bersama adalah waktu untuk memperjuangkan mimpi-mimpi bersama, bukan lagi mimpi-mimpi pribadi.

Tenanglah, aku disini mengerti, sangat mengerti bahwa cinta sejati tak pernah menghalangi seseorang untuk memperjuangkan mimpinya. Meski tak kupungkiri jika rasa kecewa itu pasti ada. Karena layaknya wanita pada umumnya, aku juga menginginkan adanya kepastian. Tapi kau tak perlu khawatir, rasa kecewa ini tak akan menghapus keyakinanku padamu. Aku percaya, jika cinta ini memang cinta sejati, cinta ini pulalah yang akan mempertemukan dan menyatukan kita. Tak peduli seberapa jauh saat ini kau pergi memperjuangkan mimpimu. Aku yakin, kau akan kembali.  

Karena saat ini aku masih belum bisa di sisimu, biarlah doa dan harap ini yang mewakili kehadiranku. Kutitipkan salam dan keinginanku pada Tuhan, agar hidupmu baik-baik dan tak kekurangan. Semoga hari-harimu bahagia dan kau diberi kesehatan. Harapanku, agar doa-doa yang biasa kau rapal segera dapat jawaban. Semoga Dia berkenan mewujudkan mimpi-mimpimu jadi kenyataan. Percayalah, doaku tak putus-putus untukmu, kukirim dari sini.

Sampai hari itu tiba. Sama halnya seperti diriku, kumohon tabahkan dirimu. Semesta sedang berjingkat mengurus pertemuan kita di satu masa paling sempurna. Yakinlah ia akan segera ada di hadapan mata. Semoga, waktu itu tak lama.

Jumat, 29 Juli 2016

Padamu, yang kuyakini telah ditakdirkan. Namun tetap harus diperjuangkan.


Siapa sih yang gak ingin mendapat pasangan yang baik?

Dalam al-quran dijelaskan bahwa wanita yang baik hanya untuk laki-laki yang baik, dan begitu juga sebaliknya. Aku juga sering mendengar bahwa jodoh tidak pernah luput dari upaya seseorang untuk memantaskan dirinya. Orang yang pergaulannya bersama golongan orang-orang yang baik, tentu dia akan mendapat jodoh dari kalangan itu pula. Kata orang, jodoh juga perkara cermin diri. Seseorang yang tertakdirkan hanyalan pantulan dari diri kita.

Perkara jodoh memang tidak sepenuhnya perkara takdir. Benar memang, cinta sejati dan pasangan yang akan mendampingi kita hingga tua itu sudah dituliskan. Tapi, sebagai manusia, kita hanya patut berserah sambil tak putus-putus untuk mengusahakannya. Karena dia yang tertakdirkan, tak akan jauh dari upaya kita untuk memperbaiki diri agar menjadi manusia yang lebih baik.

Semua orang tentu ingin mendapatkan pasangan yang sepadan. Baik itu dalam hal keimanan, atau dalam hal lainnya. Tapi, sungguh tak patut rasanya jika keinginan tersebut hanya dibarengi dengan sikap pasrah, tanpa usaha keras yang sepadan dibaliknya. Logikanya, jika kita ingin mendapat pasangan yang pintar, gemar membaca dan lain-lain, tentu kita setidaknya juga harus berada di lingkungan yang serupa. Ketika kita mengharapkan pasangan dengan iman yang baik, tentu terlebih dahulu kita harus menengok diri, sudah sedekat apa hubungan kita dengan Allah?

Bukti nyata akan hal tersebut telah banyak bertebaran di muka bumi ini. Meski tentu tak bisa disama ratakan, kita tentu sering melihat pasangan yang sepadan baik secara keimanan maupun secara kemapanan. Lalu, masihkah kita ragu? 

Untukmu, yang saat ini juga tengah memantaskan dan memperbaiki diri.  Sama halnya seperti diriku, aku juga ingin kau yakin bahwa kita tertakdirkan untuk orang-orang yang baik. Tetaplah bersabar dalam penantian. Teruslah berupaya untuk kebaikan. Karena sebenarnya, kita hanya menunggu waktu. Allah tidak pernah main-main dengan janjinya. Bersabarlah, wahai hati.