Jumat, 23 Desember 2011

Pahlawan “Semesta Mendukung” Untuk “Senyum Indonesia”


Nama               :  Yohanes Surya
Lahir                :  Jakarta, 6 November 1963
Profesi             :  Pelopor dan Inovator, Penulis, peneliti, pendidik, dan motivator.
Pasangan         :  Christina 
Anak               :  Chrisanthy Rebecca Surya   
                           Marie Felicia Surya     
                           Marcia Ann Surya  
Situs web        :  Yohanessurya.com
                           Suryainstitute.org
                           Mestakung.com

“Keterbatasan bukan untuk dikeluhkan, tapi dengan kesungguhan maka semesta akan mendukung kesuksesan anda.”
            Seuntai kata motivasi yang menginspirasi. Mengajak kita menyelami makna akan self organizing, dan pentingnya rasa hormat kepada diri sendiri yang merupakan sumber keikhlasan untuk selalu berupaya mem”baik”kan kehidupan. Tak perlu takut ketika kita berada pada kondisi kritis, karena semestapun akan turut bereaksi mengatur diri tuk membantu kita melewati kondisi tersebut. Sebuah prinsip hidup yang dibangun atas dasar konsep ilmu fisika, oleh ahli fisika kebanggaan Indonesia Prof. Yohanes Surya Ph.D. Dan MESTAKUNG (Semesta Mendukung), begitulah prinsip itu dinamai.
Profesor Kelahiran Jakarta 6 November 1963 ini, mulai memperdalam ilmu fisika pada jurusan Fisika FMIPA Universitas Indonesia hingga tahun 1986, yang dilanjutkan dengan menempuh program master dan doktornya di College of William and Mary, Virginia, Amerika Serikat. Setelah mendapatkan gelar M.Sc. dan Ph.D., Yohanes Surya menjadi Consultant of Theoretical Physics di TJNAF/CEBAF (Continous Electron Beam Accelerator Facility) Virginia – Amerika Serikat di tahun 1994. Sebelum akhirnya, pekerjaan mapan tersebut beliau lepas demi kembali ke tanah air bersama visi besarnya, yaitu mewujudkan cita-citanya tuk mengharumkan nama bangsa dengan Semboyannya kala itu adalah “Go Get Gold” untuk Indonesia.
Tak mudah memang, butuh keyakinan dan kesungguhan yang kuat dalam menapaki arena perjuangan. Dan keyakinan harus ada ketika kita berada pada kondisi kritis, keyakinan merupakan pijakan awal tuk melangkah menapaki perjalanan mimpi. Lalu, Melangkahlah! walau itu hanya langkah kecil. Bergeraklah menuju sasaran, hingga akhirnya langkah itu berhasil membawa kita keluar dari kondisi kritis tersebut. Dan professor yohanes surya bersama siswa-siswa binaanya di TOFI (Tim Olimpiade Fisika Indonesia) telah membuktikan keampuhan Mestakung. Walau dalam kondisi pendidikan yang masih sangat terbatas, dengan keyakinan dan kerja keras, dari tahun 1994 hingga 2007 indonesia berhasil menyabet 54 medali emas, 33 medali perak dan 42 medali perunggu dalam berbagai kompetisi Sains/Fisika Internasional. Bahkan di tahun 2006, seorang siswa berhasil meraih predikat Absolute Winner (Juara Dunia) dalam International Physics Olympiad (IphO) XXXVII di Singapura.
Selain menjadi pimpinan dan Pembina TOFI, yohanes surya juga menjadi pengajar dan peneliti pada program pasca sarjana UI untuk bidang fisika nuklir. Beliau juga merupakan penulis produktif untuk bidang Fisika dan Matematika. Terhitung telah Ada 68 buku untuk siswa SD hingga SMA. Selain itu, juga telah lahir ratusan artikel Fisika di jurnal ilmiah baik nasional maupun internasional, di harian KOMPAS, TEMPO, Media Indonesia serta media lainnya. Selain aktif di dunia kampus dan kepenulisan, beliau juga seringkali mengadakan pelatihan bagi guru-guru Fisika di seluruh pelosok Nusantara yang diwadahi oleh “Surya Institute”. Dan di tahun 2009 beliau mulai mengembangkan pembelajaran Gasing (Gampang, Asyik, Menyenangkan),  serta mengkampanyekan “Cinta Fisika” di seluruh pelosok Indonesia.  Sedangkan di Tahun 2010 Profesor yang biasa dipanggil “Pak Yo” ini mendirikan STKIP (Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan) SURYA, guna mencetak guru-guru yang berkualitas dari berbagai daerah tertinggal di Indonesia. Dan beliau juga sedang mempersiapkan pendirian Surya University, sebuah universitas yang fokus pada pendidikan, energi dan ilmu hayati/life sciences.
            Berkat pengabdiannya yang tinggi terhadap dunia pendidikan, di tahun 2008 beliau mendapat award sebagai Pahlawan Masa Kini pilihan Modernisator dan majalah TEMPO. Dan di tahun 2009 beliau juga dinobatkan sebagai “tokoh perubahan” versi harian republika. Sedangkan di tahun 2011 beliau mendapat penghargaan dari Seputar Indonesia Awards, untuk kategori Social Transformer 2011. Serta masih banyak lagi penghargaan-penghargaan yang beliau peroleh di bidang pengembangan ilmu khususnya fisika dan matematika. Diantara berbagai penghargaan yang beliau dapat, ada sebuah penghargaan terhadap karya fenomenal yang sangat inspiratif, yang mampu mengembalikan semangat tuk membangun masa depan, yaitu lahirnya buku "Mestakung: Rahasia Sukses Juara Dunia" dimana beliau mendapatkan penghargaan sebagai penulis Best Seller tercepat di Indonesia.
            Dengan Prinsip “Mestakung”, semua orang bisa menjadi the most, the best and the first. Asalkan orang tersebut mampu membayar harga dari sebuah mimpi dengan pengorbanan. Dan, “mestakung” akan menunjukkan cara kerjanya. Dengan melalui tiga tahapan, yaitu hukum kritis, hukum langkah, dan hukum tekun (Krilangkun).
            Dalam hukum kritis, percayalah di setiap kondisi kritis pasti ada jalan keluar. Tak perlu khawatir karenanya, justru kita harus bersyukur karena dengan kita berada dalam kondisi kritis kita bisa melihat jalan keluar, dan akan berusaha melangkah tuk menggapainya. Bahkan, akan jauh lebih baik jika kita menempatkan diri pada kondisi kritis, dengan keluar dari zona kenyamanan. Menempatkan diri pada kondisi kritis dapat dilakukan dengan bermimpi sesuatu yang besar. Menciptakan kondisi kalau kita sedang berada dalam titik point  of no return. Dimana jika kita tidak mendapatkan hal yang kita impikan, semua usaha kita selama ini akan sia-sia dan kita akan malu besar. Disini, kita harus benar-benar merasa kritis maka seluruh sel-sel tubuh akan bekerja bersama-sama menghasilkan suatu motivasi dari dalam, dan yang ada hanya kerja keras, keikhlasan, dan keteguhan hati. Disaat seperti inilah, semesta mulai bereaksi. Kondisi kritis seolah menarik segala sesuatu disekeliling kita untuk mendukung kita keluar dari kondisi kritis ini. Dalam hal ini semesta dapat berupa sel-sel tubuh, lingkungan dan segala sesuatu disekitar kita.
            Tahap kedua dari mestakung adalah “langkah”. Kita harus melangkah walaupun langkah itu kecil sekalipun, karena kalau kita tidak melangkah kita akan binasa dalam kondisi kritis itu sendiri. Melangkah bisa dilakukan dengan membuat strategi, mensharingkan ide, dan yang terpenting kita harus bergerak menuju sasaran. Segala sesuatu tidak akan pernah terjadi jika tidak ada langkah pertama. Kita melangkah, maka jalan keluar perlahan akan terbuka, dan semesta akan bersiap  mengatur diri untuk membantu kita keluar dari kondisi kritis.
Seperti yang pernah dialami oleh beliau ketika berniat untuk mengembangkan pendidikan fisika yang asyik, mudah, dan menyenangkan di Indonesia. Namun, Kala itu beliau merasa ilmu yang diperoleh dari S1 masih sangat kurang. Dan beliau berkeinginan untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Walau beliau tahu Orang tua tidak akan mampu membiayainya, mengingat kuliah S1 di UI saja beliau dibiayai oleh beasiswa supersemar. Namun, Tekad ke luar negeri itu begitu kuat. “saya pasti bisa dan saya harus melangkah”, kalimat itulah yang terus dipegang teguh oleh pak yo. Kemudian beliau memberi les privat dan uang les privat itu beliau kumpulkan sedikit demi sedikit untuk membuat passport. Sangat aneh kedengarannya, Ke luar negeri saja belum ada kepastian, kok tiba-tiba dengan penuh percaya diri sudah membuat pasport. Tapi, menurut beliau, bukankah kita harus berani melangkah. Dan ternyata di tahun berikutnya, semesta benar-benar menunjukkan dukungannya. Fisikawan Amerika Serikat datang ke Indonesia untuk meng-interview mahasiswa-mahasiswa Indonesia dan salah satu mahasiswa Indonesia yang lulus interview adalah prof. Yohanes surya, dan beliaupun mendapat beasiswa di Department of Physics The College of William and Mary Virginia.
            Setelah kita berhasil menentukan langkah awal, di tengah perjalanan pastilah kita akan berhadapan dengan ombak dan terpaan angin. Janganlah takut. Kita harus terus melangkah dengan tekun. Ketika kita tekun melangkah itulah Mestakung akan bekerja habis-habisan untuk kita. Ketekunan dan konsistensi dalam melangkah, Tekun dan maju terus sampai garis finish, dan jangan berhenti atau menyerah di tengah jalan. Kita harus  melupakan apa pun yang tengah menghambat kita, kita hanya perlu memfokuskan pikiran dan langkah kita pada apa yang ada di depan kita. Maju dan maju terus ! Hingga, tujuan itu pun dapat kita genggam.
            Kesuksesan memang tidak begitu saja jatuh dari langit. Sebelum menuai panen besar, bukankah harus ada benih yang ditabur dan harus pula disertai ketekunan dan pengorbanan. Dan percayalah, tidak ada jerih payah yang akan sia-sia. Hargai apapun mimpi-mimpi kita, tak ada mimpi yang tak berharga. Maka Jagalah mimpi itu agar tetap hidup. Semai selalu dengan keyakinan, visi, kerja keras, kekuatan dan dedikasi. Seperti yang telah dicontohkan oleh profesor yohanes surya. Ada banyak cara untuk menunjukkan kecintaan terhadap bangsa, sudah selayaknya kita “Bangga sebagai Bangsa Indonesia“. Melangkahlah tuk menuju impianmu, dan buatlah “Indonesia Tersenyum bersama senyummu“.