Senin, 10 Januari 2011

review Film "masalah-masalah sosial"

THE SEXY CITY
Persahabatan, cinta, atau keperawanan?

Ibukota, Kota dengan sejuta mimpi dimana sejuta orang mencoba menggantungkan hidupnya. kota besar yang penuh dengan keindahan dan kompleksitas. dari kerling gemerlapan hingga sudut-sudut gelap gulita penuh kemuraman. yang mampu membuat siapapun yang ingin menaklukan sang kota terlena hingga terjebak dalam kehidupan kota yang penuh dengan kebebasan. hal inilah yang dialami oleh gadis polos bernama Poppy. Dengan berbekal impian untuk bisa kuliah dan kerja, dia pun nekat menerjang kerasnya hidup di kota jakarta.
Waktupun berlalu, Poppy tak kunjung mendapatkan pekerjaan. Sementara uang kos mau tidak mau harus segera dibayar. Dan akhirnya, dia diusir dari tempat kosnya. Mimpi untuk sukses seakan mulai menjauh darinya. Harapannya untuk menjadikan kota jakarta sebagai tempat untuk mengejar cita-cita sedikit demi sedikit hancur diterjang pahit getirnya kehidupan ibukota. Poppy terus berusaha mencari pekerjaan, hingga akhirnya dia berdiri di depan pintu sebuah club yang membuka lowongan kerja untuk menjadi PR (public relation). Dan disana dia bertemu dengan Reno (manager club). Dia pun tidak mengira jika PR di sebuah club jauh berbeda dengan PR di kantor-kantor. Menjadi PR di club itu artinya dia harus menjadi LC (lady club) dan menari striptise. Nalurinya mencoba tuk menolak, namun situasi dan kondisi memaksanya tuk melakukannya.
Dari club itulah Poppy bertemu dengan Stella, sesama LC di club tersebut. Mereka pun berteman, dan melihat keadaan Poppy yang sudah tidak memiliki tempat singgah, Stella mengajaknya tinggal dikosannya. Stella juga mengajari Poppy cara untuk menjalankan tugas LC dengan baik namun tetap menjaga keperawanannya. Dan Poppy pun menikmati hari-hari menjadi LC, hingga di suatu malam dia bertemu dengan Bono, cowok yang dulu sangat Poppy kagumi. Dari pertemuan itu, tumbuhlah benih-benih cinta di hati keduanya. Oh cinta, indahnya dirimu membuat gila orang-orang yang menjunjung keindahanmu. Berbeda dengan Stella, yang antipati terhadap cinta. “Cinta itu bulshit, tidak ada yang namanya cinta, yang ada hanyalah nafsu dan kebutuhan. Laki-laki memiliki nafsu, dan wanita memiliki kebutuhan yang memaksanya untuk menjadi pemuas nafsu laki-laki”. Menurut Stella mencoba menasehati Poppy yang tengah kasmaran.
         Malam kembali menunjukkan sexy-nya kota jakarta yang dihiasi Kupu-kupu malam yang indah nan sexy. Laki-laki hidung belangpun berhamburan mencari kepuasan malam. Begitu juga halnya dengan Poppy, dia harus menjalankan tugasnya sebagai pelaku yang menjadikan malam kota jakarta menjadi malam yang sexy. Setelah menjalankan tugasnya, dalam perjalanan pulang dia bertemu dengan sahabatnya Nanda yang pingsan di jalan. Namun, Nanda kini sudah berubah menjadi seorang junkie putaw karena pengaruh buruk sang kekasih yaitu Vino. Poppy berusaha menyadarkan Nanda dari hal itu, namun Nanda lebih mempercayai Vino daripada Poppy. Bahkan Nanda rela Vino menjualnya di pinggir jalan guna mendapatkan uang untuk beli putaw. Sementara Vino bermain cinta dengan wanita lain. Di tengah terpuruknya Nanda, Poppy dan Stella mengajaknya untuk tinggal bersama. Hidup bersama Poppy dan Stella tidak membuat Nanda berhenti mengkonsumsi putaw. Justru, Nanda nekat menjual barang-barang Poppy dan Stella untuk membeli putaw. Dan ketika Stella mengetahuinya, dia hendak mengusir Nanda dari kosnya. Tapi, Poppy membujuknya hingga ia luluh. Dan akhirnya, tiga cewek cantik ini tetap tinggal bersama dan menjadi sahabat.
            Masalah lain pun datang menghampiri Stella. Ibu kandungnya mendatanginya, memohon agar Stella memaafkan dan membantunya dari jeratan hutang. Namun, kebencian Stella terhadap ibunya sudah terlalu memuncak, Bahkan Stella telah menganggap tak ada lagi ibunya di dunia ini. Kebencian dan dendam Stella yang sangat terhadap ibunya ini lantaran sang ibu sering bermain judi, menjual diri, dan rela menjual keperawanan Stella untuk melunasi hutang-hutangnya. Dan kini, ibunya datang kembali, membawa angin kelam masa lalu yang telah berusaha ia lupakan.
            Suatu malam, Stella mendapat tawaran untuk menari striptis di sebuah acara private party, dan Stella menerimanya. Namun teryata itu hanyalah sebuah tipuan. Yang mengundangnya adalah rekan-rekan berjudi ibunya. Ibu Stella memiliki hutang yang cukup banyak kepada mereka, dan jika tidak mampu membayar sebesar Rp. Rp. 50 juta, maka Stella akan dijual kepada seorang germo. Stella menelfon Poppy dan Nanda, dan mereka kebingungan bagaimana caranya mendapatkan uang tebusan tersebut dalam waktu tiga hari. Mereka mencoba menjual semua barang-barang yang mereka miliki, namun itu masih jauh dari cukup. Di tengah keputusasaan, Nanda memberi ide untuk menjual diri. Menurutnya, dengan menjual diri mereka bisa mendapatkan uang sebesar Rp. 50 juta itu, namun Poppy menolaknya. Seberat apapun hidup ini, sebanyak apapun uang yang kita butuh jangan sampai kita menjual keperawanan kita, itulah prinsip hidup seorang Poppy.
Di tengah kebingungan yang melandanya, Poppy mencoba menghubungi Bono, pacarnya yang ternyata adalah seorang gigolo. Bono memenuhi permintaan Poppy untuk datang ke tempat kosnya, tapi yang ada hanyalah Nanda. Saat itu, disaat Poppy tidak ada, Nanda merayu Bono. Nanda bersedia memberi kepuasaan asal Bono bersedia memberinya uang. Dan Bono, seorang cowok yang sangat ingin menikmati indahnya bercinta dengan wanita seusianya, bukan dengan tante-tante langsung menerima ajakan Nanda. Poppy datang dan melihat semuanya, Bono mencoba menjelaskan namun Poppy sudah tidak percaya lagi. Dan Nanda, sahabat yang justru mengkhianatinya. Nanda meminta maaf dan memohon-mohon agar Poppy memaafkannya. Persahabatan memang jauh lebih penting daripada cinta. Friend forever, men contemporary. Dan akhirnya Poppy memaafkan Nanda.
Tiga hari hampir terlewati, sementara uang sebesar Rp. 50 juta belum juga terkumpul. Poppy mencoba meminta bantuan kepada Om Reno, namun manager club itupun tidak mampu membantu. Datanglah si Bono, mantan kekasih yang menghianatinya. Dia datang menawarkan Poppy agar menjual keperawanannya kepada seorang pria dan Poppy akan mendapatkan uang sebesar Rp. 50 juta itu. Disaat yang sama, calon tunangannya jauh-jauh dari kampung untuk mencari Poppy di jakarta. Dilemapun makin menjadi. persahabatan, cinta, atau keperawanan?
            Dan dengan berat hati, demi persahabatannya dengan Stella dan Nanda, dan demi membalas kebaikan-kebaikan Stella, Poppy terpaksa merelakan keperawanannya dijamah oleh orang lain untuk bisa mendapatkan uang sebesar Rp.Rp. 50 juta. Di saat Poppy memutuskan untuk menjual keperawanannya, Nanda kembali sakaw. Dan dia menyuruh Poppy untuk mengunci pintu kamar, agar Nanda tidak dapat mencari putaw kemana-mana. Poppy pun melangkahkan hidupnya kealam yang jauh lebih suram dari sebelumnya. Prinsip hidup “Seberat apapun hidup ini, sebanyak apapun uang yang kita butuh jangan sampai kita menjual keperawanan kita” yang selama ini Poppy pegang erat sudah tidak ada artinya lagi. Poppy terpaksa menjual keperawanannya kepada seorang laki-laki yang bersedia membayarnya Rp. 50 juta yang akan Poppy gunakan untuk menebus Stella dan membeli obat untuk Nanda. Keperawanannya terampas, kesuciannya telah hilang, dan mimpi yang ia bawa dari kampung hancur bersama deraian air matanya.
            Poppy pulang dengan uang Rp. 50 juta di tangannya, diiringi dengan harapan dia dapat menolong sahabat-sahabatnya, Stella dan Nanda. Namun, sesampainya di kos Poppy menemukan Nanda sudah dalam keadaan terbujur kaku. Nanda meninggal dunia karena sakaw. Poppy pun hancur, disaat dia merelakan diri untuk terpuruk dalam kekelaman hidup demi menolong sahabat-sahabatnya. Mereka justru pergi meninggalkan Poppy. Begitu halnya dengan Stella, Stella lebih memilih bunuh diri daripada harus dijual pada seorang germo. Hidup Poppy benar-benar kelabu. Sahabat, keperawanan dan cinta telah pergi dari hidupnya. Kini, yang ada hanyalah uang yang tak ada artinya lagi, sama seperti hidupnya yang benar-benar terpuruk dalam kekelaman hidup. hingga Dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Poppy ingin melepaskan semua kepenatan pikiran, kekelaman hidup, dan kelunya hati sebagai seorang gadis yang sudah ternodai. Dan tiba-tiba, calon tunangannya dari kampung datang mencoba membujuk Poppy agar tidak melompat dari jembatan. Calon tunangannya mencoba meyakinkan Poppy bahwa dia tetap menerima Poppy apa adanya. Hingga akhirnya Poppy mengurungkan niatnya untuk mengakhiri hidupnya.