Menikmati hari-hari dalam
perjuangan memang tidak pernah mudah. Selalu ada godaan dan ujian yang akan
mengiringi langkah. Karenanya, selalu dibutuhkan keyakinan dan keteguhan hati
agar kita tak mudah goyah.
Kau yang disana, bagaimana
kabarmu hari ini? Aku harap kau disana selalu baik-baik saja. Aku juga ingin
mengabarkan padamu, bahwa disini aku juga senantiasa dalam lindungan-Nya. Meski
hari-hari ini memang masih terasa sama, tak ada yang berubah dengan rutinitas.
Ah, andai kau tahu, rasanya aku ingin waktu cepat-cepat menyatukan kita, agar
pagi disaat kita membuka mata, ada seseorang di sisi yang tak jemu-jemu selalu
memberi semangat. Ketika senja mulai bertaut pun, akan ada pundak untuk saling
bersandar, senyum yang akan selalu menenangkan, dan hati yang akan selalu
menguatkan. Ah, seandainya waktu itu tak lama lagi.
Nyatanya, saat ini kita masih
berada di dua tempat yang berbeda. Sama-sama masih mengakrabi sepi. Berusaha
bersahabat dengan rutinitas seorang diri. Seringkali, hati memang merasa
gundah, apalagi ketika melihat kawan seperjuangan telah bertemu sang pujaan.
Tak ayal, kau sering dijadikan sasaran pertanyaan, menjadi calon korban dari
ajang perjodohan teman/senior, atau bahkan harus menjadi pengajar yang
diidolakan hingga kau tak tahu harus bagaimana mengambil sikap. Aku pun sama,
disini, aku juga tak kalah resah. Dengan segala pertanyaan dan komentar yang
terkesan sinis karena aku masih memilih mengejar pendidikan. Dengan segala
upaya yang harus aku lakukan untuk menjaga hati, yang harus kuyakinkan bahwa
kau pasti akan datang kembali pada waktu terbaik-Nya. Ataupun, dengan adanya
orang-orang yang datang yang kurang mengena di hati namun juga harus
dilapangkan.
Barangkali memang benar, sebelum
tiba waktunya kita ditakdirkan untuk bersatu, kau dan aku hanya harus
menambah tabungan ketabahan. Sembari focus dengan apa yang sedang kita perjuangankan.
Kau dengan karirmu, dan aku dengan pendidikanku. Hidup terlalu berharga jika
hanya diisi dengan mengeluhkan kesepian bukan? Mengurusi cinta yang hanya
sementara juga tak pernah ada dalam benak. Jadi, tak ada yang bisa kita lakukan
selain focus mengisi penantian ini dengan segala kebaikan.
Tenanglah, aku disini mengerti, sangat mengerti
bahwa cinta sejati tak pernah menghalangi seseorang untuk memperjuangkan
mimpinya. Aku percaya, jika cinta ini memang cinta sejati,
cinta ini pulalah yang akan menuntunmu kembali. Tak peduli
seberapa jauh saat ini kau pergi memperjuangkan mimpimu. Aku yakin, kau akan
kembali.
Karena saat ini aku masih belum bisa di sisimu,
biarlah doa dan harap ini yang mewakili kehadiranku. Kutitipkan
salam dan keinginanku pada Tuhan, agar hidupmu baik-baik dan tak kekurangan.
Semoga hari-harimu bahagia dan kau diberi kesehatan. Harapanku, agar doa-doa
yang biasa kau rapal segera dapat jawaban. Semoga Dia berkenan mewujudkan
mimpi-mimpimu jadi kenyataan. Percayalah, doaku tak putus-putus
untukmu, kukirim dari sini.
Setiap kau merasa sendiri karena
tak ada yang mendampingi, ingatlah padaku. Seseorang dengan segala kekurangan,
yang rela mati-matian menjaga diri agar pantas bersanding denganmu.
Ya, aku selalu
mendampingimu dalam diam. Aku selalu mendukungmu dalam doa. Percayalah, barang sedetik pun, kau tak pernah sendirian.
Semoga Allah segera merestui dan menautkan tangan dalam genggaman yang
benar-benar akan saling menjaga di sepanjang perjalanan.
0 komentar:
Posting Komentar