Surat untuk adikku tercinta yang telah menginjak
usia 16 tahun.
Tak terasa, waktu
memang cepat berlalu. Rasanya, baru kemarin kehadiranmu menggenapkan
kebahagiaan ayah dan ibu beserta dua orang lain yang telah hadir sebelum
engkau. Ya, kedua kakakmu. Kau hadir ketika aku tengah duduk di bangku kelas
dua sekolah dasar, dan Af Isnain berada satu tahun di bawahku, kelas 1SD. Berbeda
dengan sebelumnya, saat kehadiranmu aku telah sedikit mengerti arti keberadaan
seorang adik. Meski waktu itu, dalam harapanku aku lebih menginginkan kehadiran
adik perempuan dibandingkan adik laki-laki lagi. Sangat wajar bagi anak
perempuan seusiaku untuk menginginkan hadirnya saudara sekaligus teman
perempuan juga bukan? walau pada akhirnya, aku memang ditakdirkan untuk menjadi
putri satu-satunya dalam keluarga ini. Dan kuakui saat ini, aku bahagia
karenanya.
Adikku, saat ini usiamu
telah genap 16 tahun. Hari ini, juga menjadi hari ulang tahun pertamamu jauh
dari rumah bukan? bagaimana rasanya? Karena itulah aku menuliskan surat ini.
Jika menurut kebanyakan orang, ulang tahun ke-17 menjadi spesial karena menjadi
langkah awal tapak kedewasaan. Maka kau telah memulai tapak kedewasaanmu di
usia 16 tahun ini. Memang tak ada perayaan, kado spesial pun mungkin tak ada.
Tapi percayalah, doa itu akan senantiasa ada untukmu. Untuk kedewasaan
berpikirmu, kematangan jiwamu, dan lapangnya masa depanmu.
Kabar yang aku dengar
dari ayah dan ibu, ulang tahunmu kali ini bertepatan dengan hari pertamamu UAS.
Dan sebagai syarat utama untuk mengikutinya kau harus terlebih dahulu hafal
beberapa surah penting dalam Al-quran. Sudahkah kau hafal? Lalu, sudahkah kau
belajar menyiapkan materi ujianmu? Ah, sekarang kau harus benar-benar
melakukannya sendiri bukan? Ya, memang sudah masanya. Di rumah ada ayah yang
akan selalu menemanimu belajar dan mengetes hafalan surah mu. Terkadang, juga
ada aku yang akan menemanimu belajar matematika dan fisika. Tapi, itu dulu.
Sekarang, kau harus mulai belajar sendiri. Bersama teman-teman seperjuanganmu.
Masih seperti dulu, jika kau belajar sungguh-sungguh, hasilnya juga tidak
mengecewakan bukan? kerja keras memang tidak pernah mengkhianati adikku. Kau tahu, kau pasti bisa jika kau mau.
Selepas menyambangimu,
ibu selalu bercerita tentang keadaanmu. Tentang kemajuan-kemajuanmu, juga
tentang hal-hal lucu yang menunjukkan bahwa kau memang anak yang baru pertama
kalinya merantau. Tak perlu malu atau riskan. Aku, mz fajar, bahkan juga ayah
sekalipun pasti pernah mengalami hal yang sama, atau bahkan lebih parah darimu.
Itulah yang namanya proses kehidupan. Selalu ada kata “pengalaman pertama”
dalam setiap proses bukan? dan dari sanalah kita senantiasa harus belajar.
Pernah suatu hari ada seorang
rekan ayah di kegiatan desa bertanya padaku, apa ayah dan ibu tidak kepikiran
ketika anak-anaknya berada nun jauh disana? Aku lalu menceritakannya pada ayah,
ayah tertawa. Lalu ia melanjutkan, “kalau mengedepankan rasa khawatir,
bagaimana bisa maju?” kau tentu bisa mencerna makna di balik kata-kata itu
bukan? bukannya tidak khawatir. Bukan pula tidak ingin menyaksikan perkembangan
kita secara langsung di sisinya. Tapi, akan ada suatu masa dimana kita harus
belajar mandiri, belajar arti kedewasaan, sekaligus memperluas ilmu dan
pengalaman.
Banyak pelajaran yang
akan kau dapatkan di tanah perantauan adikku. Pergaulanmu tidak akan lagi hanya
sebatas rumah-sekolah dan kota kelahiran ini saja. Sekarang, teman-temanmu
berasal dari berbagai kota bukan? Dengan segala perbedaan di dalamnya, tentu
akan lebih menuntutmu untuk lebih bertoleransi, memahami, dan menghargai.
Merekalah teman seperjuanganmu. Keluarga barumu. Aku tahu, tidak semua dari
mereka akan cocok denganmu. Tapi, tetap hargailah mereka. Bersama merekalah,
hidupmu akan mejadi lebih berwarna. Bukankah hidup tidak hanya sekedar hitam
dan putih?
Adikku, barangkali
pernah terbesit dalam benakmu untuk lebih baik menjadi seperti teman-teman SMP
mu. Yang tetap berada di rumah dengan segala kenikmatannya, tetap bisa
bermain-main dengan teman yang sudah saling cocok, dan yang paling penting dan
utama bagi anak se-usiamu adalah tidak
lepas dari gadget. Aku tahu pasti bagaimana rasanya, pasti berat ya? Tapi,
ketika kau sudah bisa melewatinya, bukankah kau sudah selangkah lebih dewasa?
Di tempatmu yang baru,
kau juga akan ditempa untuk lebih disiplin terhadap diri sendiri. Tidak akan
ada lagi suara ibu yang mengomel untuk sekedar mengingatkanmu. Tidak akan ada
juga suaraku yang seringkali memarahimu karena kau belum bisa mengatur sendiri
barang-barangmu. Kau boleh sedikit bersenang hati, karena hidupmu akan sedikit
bebas. Tapi bebas disini tentu bukan bebas untuk melakukan hal-hal di luar
batas, tetapi kebebasan yang bertanggung jawab terhadap batas-batas yang telah
ditetapkan Tuhan atas dirimu.
Kau juga bebas untuk
menentukan arah masa depanmu adikku. Ibaratnya, ayah dan ibu saat ini hanya
memilihkan pondasi untukmu. Selanjutnya, minat dan bakatmu mengarah kemana,
ikutilah. Ikuti kata hatimu. Kau tidak harus mengikutiku, juga tak harus
memilih jalan seperti yang dipilih mas fajar. Kau memiliki jalanmu sendiri.
Sampai disini, mungkin kau akan bertanya apa passion mu? Dan yang tahu jawabannya hanya dirimu sendiri adikku.
Maka dari itu, ikutilah kata hatimu, ikuti semua inginmu. Jika kau tertarik
dengan hal-hal yang berbau teknik, dalamilah. Jika kau tertarik untuk belajar
bahasa jepang, pelajarilah. Sudahkan kau melakukan apa yang ingin kau lakukan?
Satu pesanku untukmu.
Ketika kau telah memilih hal-hal yang kau sukai dan ingin kau lakukan,
tekunilah dengan sebaik-baiknya. Tak perlu ragu atau minder. Yakinlah dengan
kemampuanmu. Tapi, jika kau memilihnya karena hanya sekedar ikutan-ikutan.
Lupakan saja adikku. Hidup ini terlalu singkat untuk menjadi orang lain. Kau
hanya memiliki satu kehidupan. Masa SMA juga hanya akan sekali kau alami.
Sayang rasanya jika tak kau jalani dengan sungguh-sungguh. Ada beberapa pilihan
kelas disana, juga ada banyak ekskul tersedia. Pilih dan jalanilah sesuai
minatmu. Kau tentu tak ingin menyesal di kemudian hari kan? Maka, jalanilah
harimu dengan sebaik-baiknya. Kau tak perlu takut untuk mencoba hal-hal baru.
Kau juga tak perlu takut untuk menjadi berbeda. Jalanilah hari-hari ini dengan
versi terbaik dari dirimu sendiri.
Satu hal lagi, dalam
masa-masa belajar ini, kau juga tak perlu takut untuk salah. Kadang, hidup
memang mengajak kita becanda, tetapi yang terbaik adalah saat kita mampu
menertawakan kesalahan sendiri dan berani berdiri lagi setelahnya. Mulai saat
ini, aku harap kau bisa percaya pada dirimu sendiri. Pada kemampuanmu. Pada
hal-hal istimewa yang ada pada dirimu. Kau tahu? mereka yang hari ini tampil
dengan percaya diri pun pernah mengalami berbagai pengalaman pahit dan berjuang
melawan keraguan dalam dirinya sendiri. Pada akhirnya semua akan belajar bahwa
menerima diri sendiri adalah hal yang paling melegakan di dunia ini. Semua
orang adalah bintang, meski tidak di langit yang sama.
Ingatlah, kau juga
adalah bintang. Dan kamu hanya perlu mempercayainya. Percayalah pada
kekuatanmu.
Adikku, apapun yang kau
nikmati hari ini, di hari istimewamu, akan terasa lebih sempurna bila kau
mengingat dan mengetahui bahwa kesempatan tidak selalu ada pada kita semua.
Mumpung masih diberi umur, mari kita manfaatkan segala kesempatan dengan
perubahan, tentu perubahan untuk menjadi lebih baik. Betapa Allah masih
menyertai dan memberi kau kesempatan, untuk mengulas, memperbaiki
segala yang kurang menjadi lebih, dan lebih. Tentu lebih baik dari hari
kemarin.
Maka dari itu, mari nikmati setiap detik yang ada dalam
hidupmu, ambil setiap kesempatan yang tersedia untukmu dan besyukurlah atas
hidupmu.
Salam sayang dariku
Teruntuk adik tersayang Maulana Abdillah (Aank) di PP.
Tambak beras Jombang
0 komentar:
Posting Komentar