Senin, 08 Desember 2014

Kau adalah Bintang

Surat untuk adikku tercinta yang telah menginjak usia 16 tahun.

Tak terasa, waktu memang cepat berlalu. Rasanya, baru kemarin kehadiranmu menggenapkan kebahagiaan ayah dan ibu beserta dua orang lain yang telah hadir sebelum engkau. Ya, kedua kakakmu. Kau hadir ketika aku tengah duduk di bangku kelas dua sekolah dasar, dan Af Isnain berada satu tahun di bawahku, kelas 1SD. Berbeda dengan sebelumnya, saat kehadiranmu aku telah sedikit mengerti arti keberadaan seorang adik. Meski waktu itu, dalam harapanku aku lebih menginginkan kehadiran adik perempuan dibandingkan adik laki-laki lagi. Sangat wajar bagi anak perempuan seusiaku untuk menginginkan hadirnya saudara sekaligus teman perempuan juga bukan? walau pada akhirnya, aku memang ditakdirkan untuk menjadi putri satu-satunya dalam keluarga ini. Dan kuakui saat ini, aku bahagia karenanya.

Adikku, saat ini usiamu telah genap 16 tahun. Hari ini, juga menjadi hari ulang tahun pertamamu jauh dari rumah bukan? bagaimana rasanya? Karena itulah aku menuliskan surat ini. Jika menurut kebanyakan orang, ulang tahun ke-17 menjadi spesial karena menjadi langkah awal tapak kedewasaan. Maka kau telah memulai tapak kedewasaanmu di usia 16 tahun ini. Memang tak ada perayaan, kado spesial pun mungkin tak ada. Tapi percayalah, doa itu akan senantiasa ada untukmu. Untuk kedewasaan berpikirmu, kematangan jiwamu, dan lapangnya masa depanmu.

Kabar yang aku dengar dari ayah dan ibu, ulang tahunmu kali ini bertepatan dengan hari pertamamu UAS. Dan sebagai syarat utama untuk mengikutinya kau harus terlebih dahulu hafal beberapa surah penting dalam Al-quran. Sudahkah kau hafal? Lalu, sudahkah kau belajar menyiapkan materi ujianmu? Ah, sekarang kau harus benar-benar melakukannya sendiri bukan? Ya, memang sudah masanya. Di rumah ada ayah yang akan selalu menemanimu belajar dan mengetes hafalan surah mu. Terkadang, juga ada aku yang akan menemanimu belajar matematika dan fisika. Tapi, itu dulu. Sekarang, kau harus mulai belajar sendiri. Bersama teman-teman seperjuanganmu. Masih seperti dulu, jika kau belajar sungguh-sungguh, hasilnya juga tidak mengecewakan bukan? kerja keras memang tidak pernah mengkhianati adikku.  Kau tahu, kau pasti bisa jika kau mau.

Selepas menyambangimu, ibu selalu bercerita tentang keadaanmu. Tentang kemajuan-kemajuanmu, juga tentang hal-hal lucu yang menunjukkan bahwa kau memang anak yang baru pertama kalinya merantau. Tak perlu malu atau riskan. Aku, mz fajar, bahkan juga ayah sekalipun pasti pernah mengalami hal yang sama, atau bahkan lebih parah darimu. Itulah yang namanya proses kehidupan. Selalu ada kata “pengalaman pertama” dalam setiap proses bukan? dan dari sanalah kita senantiasa harus belajar.

Pernah suatu hari ada seorang rekan ayah di kegiatan desa bertanya padaku, apa ayah dan ibu tidak kepikiran ketika anak-anaknya berada nun jauh disana? Aku lalu menceritakannya pada ayah, ayah tertawa. Lalu ia melanjutkan, “kalau mengedepankan rasa khawatir, bagaimana bisa maju?” kau tentu bisa mencerna makna di balik kata-kata itu bukan? bukannya tidak khawatir. Bukan pula tidak ingin menyaksikan perkembangan kita secara langsung di sisinya. Tapi, akan ada suatu masa dimana kita harus belajar mandiri, belajar arti kedewasaan, sekaligus memperluas ilmu dan pengalaman.

Banyak pelajaran yang akan kau dapatkan di tanah perantauan adikku. Pergaulanmu tidak akan lagi hanya sebatas rumah-sekolah dan kota kelahiran ini saja. Sekarang, teman-temanmu berasal dari berbagai kota bukan? Dengan segala perbedaan di dalamnya, tentu akan lebih menuntutmu untuk lebih bertoleransi, memahami, dan menghargai. Merekalah teman seperjuanganmu. Keluarga barumu. Aku tahu, tidak semua dari mereka akan cocok denganmu. Tapi, tetap hargailah mereka. Bersama merekalah, hidupmu akan mejadi lebih berwarna. Bukankah hidup tidak hanya sekedar hitam dan putih?

Adikku, barangkali pernah terbesit dalam benakmu untuk lebih baik menjadi seperti teman-teman SMP mu. Yang tetap berada di rumah dengan segala kenikmatannya, tetap bisa bermain-main dengan teman yang sudah saling cocok, dan yang paling penting dan utama bagi anak se-usiamu adalah  tidak lepas dari gadget. Aku tahu pasti bagaimana rasanya, pasti berat ya? Tapi, ketika kau sudah bisa melewatinya, bukankah kau sudah selangkah lebih dewasa?

Di tempatmu yang baru, kau juga akan ditempa untuk lebih disiplin terhadap diri sendiri. Tidak akan ada lagi suara ibu yang mengomel untuk sekedar mengingatkanmu. Tidak akan ada juga suaraku yang seringkali memarahimu karena kau belum bisa mengatur sendiri barang-barangmu. Kau boleh sedikit bersenang hati, karena hidupmu akan sedikit bebas. Tapi bebas disini tentu bukan bebas untuk melakukan hal-hal di luar batas, tetapi kebebasan yang bertanggung jawab terhadap batas-batas yang telah ditetapkan Tuhan atas dirimu.

Kau juga bebas untuk menentukan arah masa depanmu adikku. Ibaratnya, ayah dan ibu saat ini hanya memilihkan pondasi untukmu. Selanjutnya, minat dan bakatmu mengarah kemana, ikutilah. Ikuti kata hatimu. Kau tidak harus mengikutiku, juga tak harus memilih jalan seperti yang dipilih mas fajar. Kau memiliki jalanmu sendiri. Sampai disini, mungkin kau akan bertanya apa passion mu? Dan yang tahu jawabannya hanya dirimu sendiri adikku. Maka dari itu, ikutilah kata hatimu, ikuti semua inginmu. Jika kau tertarik dengan hal-hal yang berbau teknik, dalamilah. Jika kau tertarik untuk belajar bahasa jepang, pelajarilah. Sudahkan kau melakukan apa yang ingin kau lakukan?

Satu pesanku untukmu. Ketika kau telah memilih hal-hal yang kau sukai dan ingin kau lakukan, tekunilah dengan sebaik-baiknya. Tak perlu ragu atau minder. Yakinlah dengan kemampuanmu. Tapi, jika kau memilihnya karena hanya sekedar ikutan-ikutan. Lupakan saja adikku. Hidup ini terlalu singkat untuk menjadi orang lain. Kau hanya memiliki satu kehidupan. Masa SMA juga hanya akan sekali kau alami. Sayang rasanya jika tak kau jalani dengan sungguh-sungguh. Ada beberapa pilihan kelas disana, juga ada banyak ekskul tersedia. Pilih dan jalanilah sesuai minatmu. Kau tentu tak ingin menyesal di kemudian hari kan? Maka, jalanilah harimu dengan sebaik-baiknya. Kau tak perlu takut untuk mencoba hal-hal baru. Kau juga tak perlu takut untuk menjadi berbeda. Jalanilah hari-hari ini dengan versi terbaik dari dirimu sendiri.

Satu hal lagi, dalam masa-masa belajar ini, kau juga tak perlu takut untuk salah. Kadang, hidup memang mengajak kita becanda, tetapi yang terbaik adalah saat kita mampu menertawakan kesalahan sendiri dan berani berdiri lagi setelahnya. Mulai saat ini, aku harap kau bisa percaya pada dirimu sendiri. Pada kemampuanmu. Pada hal-hal istimewa yang ada pada dirimu. Kau tahu? mereka yang hari ini tampil dengan percaya diri pun pernah mengalami berbagai pengalaman pahit dan berjuang melawan keraguan dalam dirinya sendiri. Pada akhirnya semua akan belajar bahwa menerima diri sendiri adalah hal yang paling melegakan di dunia ini. Semua orang adalah bintang, meski tidak di langit yang sama.

Ingatlah, kau juga adalah bintang. Dan kamu hanya perlu mempercayainya. Percayalah pada kekuatanmu.

Adikku, apapun yang kau nikmati hari ini, di hari istimewamu, akan terasa lebih sempurna bila kau mengingat dan mengetahui bahwa kesempatan tidak selalu ada pada kita semua. Mumpung masih diberi umur, mari kita manfaatkan segala kesempatan dengan perubahan, tentu perubahan untuk menjadi lebih baik. Betapa Allah masih menyertai  dan memberi kau kesempatan, untuk mengulas, memperbaiki segala yang kurang menjadi lebih, dan lebih. Tentu lebih baik dari hari kemarin.

Maka dari itu, mari nikmati setiap detik yang ada dalam hidupmu, ambil setiap kesempatan yang tersedia untukmu dan besyukurlah atas hidupmu.

Salam sayang dariku
Teruntuk adik tersayang Maulana Abdillah (Aank) di PP. Tambak beras Jombang


0 komentar:

Posting Komentar