Rabu, 01 Februari 2017

Hijrah; Sebuah Renungan untuk Diri Sendiri




Wahai saudariku yang mulia, apakah engkau tidak mengetahui bahwa kelak akan ditanyai perihal usiamu dua kali, yaitu mengenai umurmu secara umum dan waktu mudamu secara khusus? Siapakah kita untuk memberi jawaban untuk pertanyaan itu? 
Wahai saudariku yang mulia! Apakah engkau telah memuji Allah ‘Azza wa Jalla atas nikmat terbesar yang telah Allah berikan kepadamu berupa nikmat islam? Mengingat masih banyak wanita selainmu yang bergelimang dalam kekafiran, sedangkan engkau adalah wanita yang terlahir dalam keadaan muslimah yang bertauhid. Betapa banyak wanita selainmu yang bergumul dalam gelapnya kesyirikan dan kesesatan, sementara engkau telah mendapat petunjuk dengan cahaya keimanan. Sungguh, betapa besarnya nikmat tersebut dan betapa agungnya anugerah itu, sebagaimana kalam Allah.

Saudariku, apakah engkau masih menunaikan shalat lima waktu tepat pada waktunya? Sebab, sesuatu yang pertama kali akan dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat nanti adalah shalat. Jika shalatnya baik maka akan baik pula seluruh amalnya. Sebaliknya, jika shalatnya buruk maka buruklah seluruh amalnya. Dan, apakah engkau bisa khusyuk di dalam shalatmu dan merasa tenang dalam ruku’ serta sujudmu?

Apakah engkau selalu membaca Alquran dengan penuh penghayatan, kekhusyukan, dan menghadirkan hatimu? Apakah engkau pernah membaca satu hizb Alquran saja setiap harinya secara khusus untuk dirimu? Adakah engkau mengajarkan Alquran? Karena rasulullah pernah bersabda, “sebaik-baiknya kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya”(HR Bukhari).

Apakah engkau berbakti kepada kedua orang tuamu? Apakah engkau masih menyambung tali silaturahmi? Adakah engkau masih mengingat Allah, baik dalam keadaan sepi maupun terang?

Apakah engkau menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar? Adakah engkau mencintai kebaikan untuk kaum muslimin?

Apakah engkau masih memuliakan anak-anak yatim, para janda, orang-orang lemah dan kaum fakir miskin, bersikap rendah hati kepada mereka dan berusaha menyayangi mereka, apalagi yang masih memiliki hubungan kerabat denganmu?

Sudahkah engkau menghapal dzikir-dzikir yang dibaca ketika pagi dan petang? Apakah engkau masih menjaga hijabmu secara syar’I yang telah Allah perintahkan kepadamu?

Apakah engkau masih bermajelis dengan wanita-wanita shalihah yang selalu berdzikir kepada Allah, mendulang manfaat dengan senantiasa mengunjungi mereka karena Allah, dan secara intensif belajar ilmu-ilmu keislaman dengan tujuan untuk menghilangkan kebodohan dari dirimu?

Sudahkah engkau memilihara dirimu dari canda yang berlebihan dan banyak tertawa? Sudahkah engkau menangis karena takut kepada Allah? Sudahkan engkau menyucikan hatimu dari penyakit-penyakit kemunafikan, riya’, ujub, kebencian, dendam, kedengkian, dan permusuhan?

Sudahkah engkau berusaha untuk berkarakter dan berakhlak mulia, penyantun, sabar, wara’, penyayang, tawakkal, dan ikhlas?

Wahai saudariku? Tanyalah jiwamu dengan pertanyaan-pertanyaan ini, dan jawablah dengan jawaban yang dimiliki oleh wanita yang berakal sehat dan bijaksana. Lalu, sentaklah nuranimu dengan teguran dan celaan dari dirimu sendiri. Bersegeralah untuk memperbaiki diri, dan berdoalah agar dirimu makin teguh dan istiqomah.  

Ya, sesungguhnya hidayah adalah nikmat terbesar yang Allah berikan kepada seorang manusia. Sementara itu, sifat dengki dalam jiwamu dan setan-setan dari golongan manusia juga tidak akan lepas dari dirimu. Mereka akan selalu berusaha dengan bermacam-macam cara untuk menjauhkanmu dari jalan hidayah, selalu mengintaimu di jalan ini, dan memperindah dunia di hadapanmu. Terkadang mereka membisikkan, “untuk apa hal ini dilakukan? Untuk apa semua kesulitan ini? Sesungguhnya engkau masih di puncak masa mudamu, bersenang-senanglah, engkau bisa bertobat setelah itu”.

Semoga diri ini senantiasa istiqomah memperbaiki diri.


0 komentar:

Posting Komentar