Jumat, 29 Juli 2016

Padamu, yang kuyakini telah ditakdirkan. Namun tetap harus diperjuangkan.


Siapa sih yang gak ingin mendapat pasangan yang baik?

Dalam al-quran dijelaskan bahwa wanita yang baik hanya untuk laki-laki yang baik, dan begitu juga sebaliknya. Aku juga sering mendengar bahwa jodoh tidak pernah luput dari upaya seseorang untuk memantaskan dirinya. Orang yang pergaulannya bersama golongan orang-orang yang baik, tentu dia akan mendapat jodoh dari kalangan itu pula. Kata orang, jodoh juga perkara cermin diri. Seseorang yang tertakdirkan hanyalan pantulan dari diri kita.

Perkara jodoh memang tidak sepenuhnya perkara takdir. Benar memang, cinta sejati dan pasangan yang akan mendampingi kita hingga tua itu sudah dituliskan. Tapi, sebagai manusia, kita hanya patut berserah sambil tak putus-putus untuk mengusahakannya. Karena dia yang tertakdirkan, tak akan jauh dari upaya kita untuk memperbaiki diri agar menjadi manusia yang lebih baik.

Semua orang tentu ingin mendapatkan pasangan yang sepadan. Baik itu dalam hal keimanan, atau dalam hal lainnya. Tapi, sungguh tak patut rasanya jika keinginan tersebut hanya dibarengi dengan sikap pasrah, tanpa usaha keras yang sepadan dibaliknya. Logikanya, jika kita ingin mendapat pasangan yang pintar, gemar membaca dan lain-lain, tentu kita setidaknya juga harus berada di lingkungan yang serupa. Ketika kita mengharapkan pasangan dengan iman yang baik, tentu terlebih dahulu kita harus menengok diri, sudah sedekat apa hubungan kita dengan Allah?

Bukti nyata akan hal tersebut telah banyak bertebaran di muka bumi ini. Meski tentu tak bisa disama ratakan, kita tentu sering melihat pasangan yang sepadan baik secara keimanan maupun secara kemapanan. Lalu, masihkah kita ragu? 

Untukmu, yang saat ini juga tengah memantaskan dan memperbaiki diri.  Sama halnya seperti diriku, aku juga ingin kau yakin bahwa kita tertakdirkan untuk orang-orang yang baik. Tetaplah bersabar dalam penantian. Teruslah berupaya untuk kebaikan. Karena sebenarnya, kita hanya menunggu waktu. Allah tidak pernah main-main dengan janjinya. Bersabarlah, wahai hati.

0 komentar:

Posting Komentar